YANG MENARIK PERHATIAN

Wednesday, October 12, 2011

Indonesia Peringkat Kelima Olimpiade Kimia Internasional

Tim Olimpiade Kimia Indonesia meraih prestasi terbaiknya dalam ajang International Chemistry Olympiad (IChO) ke-43 di Ankara, Turki. Empat pelajar yang dikirim sebagai peserta, masing-masing mendapatkan medali dari ajang internasional tersebut. Dua medali emas dan dua medali perak yang diraih, menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-5, dari 70 negara peserta dan 6 negara observer. "Ini merupakan prestasi tertinggi dalam Olimpiade Kimia Internasional yang diraih Indonesia," ujar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) Ditjen Pendidikan Menengah Kemdiknas, Totok Suprayitno, saat menyambut kedatangan empat peserta IChO 2011 di bandara internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Kamis (21/7) malam. Totok mengatakan, sesuai peraturan Menteri Pendidikan Nasional, peraih medali dalam olimpiade internasional berhak mendapatkan beasiswa dari Kemdiknas untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri. Peraih medali perunggu berhak mendapat beasiswa untuk gelar sarjana, peraih medali perak berhak mendapatkan beasiswa hingga gelar master, dan peraih medali emas berhak mendapatkan beasiswa hingga gelar doktor dengan syarat, selama di universitas, mereka harus menjaga prestasinya. Jika prestasinya menurun, Kemdiknas akan memberikan peringatan terlebih dahulu. Dan jika terus menurun, beasiswa tersebut bisa dihentikan. Untuk sarjana, Indeks Prestasinya tidak boleh turun dari 3,25. Dua medali emas diraih Stephen Haniel Yuwono, dari SMAN 1 Purwokerto, Jawa Tengah, dan Joses Gradi Nathanael, dari SMAK BPK Penabur Gading Serpong. Sedangkan dua medali perak diraih Andhika Tangguh Pradana, dari SMA Karisma Bangsa, Tangerang, dan Alimatun Nashira, dari SMAN 1 Yogyakarta. IChO ke-43 berlangsung di Ankara, Turki, pada 9-19 Juli 2011. Tahun ini merupakan keikutsertaan Indonesia yang ke-14. Peserta olimpiade harus menjalani dua jenis tes, yaitu tes teori dan tes praktikum. Dalam tes praktikum, ketelitian dan kejelian harus dimiliki peserta, di antaranya untuk tes penentuan kadar logam, dan tes pemisahan senyawa. 


 Sumber : kemdiknas.go.id

Masukkan email sahabat untuk berlangganan artikel

1 comment:

kartunmania said...

Semoga pemerintah, dlm hal ini kementerian pendidikan bisa mengakomodir segala kebutuhan bocah2 ini hingga menjadi asset negara yg potensial bagi perkembangan ilpu pengetahuan di negeri ini. Jangan sampai kasusnya para jawara ini ke luar negeri terjadi lagi...

Nice post gan.... :)