Ini pertanyaan yang ditanyakan guru SMA, beberapa tahun yang lalu. Belum nemu jawaban yang pas banget sih, tapi siapa tahu jawaban yang kemarin bisa membantu.
Mencangkok adalah salah satu cara
mengembangbiakan tanaman secara vegetatif. Sebenernya cangkok masih sodara sama stek, bedanya, tanaman yang dicangkok baru ditanam di lahan baru setelah tumbuh akar, kalo stek langsung tancap aja. Sifat tanaman hasil cangkok otomatis sama dengan induknya karena tidak ada perubahan struktur gen. Wong dipotong doang, hehehe...
Dalam kenyataannya, hanya tumbuhan dikotil saja yang dapat dicangkok. Kenapa? Alangkah baiknya kita meninjau struktur batangnya (karena batanglah yang dicangkok.
Struktur batang tumbuhan monokotil berbeda dengan susunan batang dikotil. Kita lihat saja pada gambar.
Struktur batang tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda, adapun perbedaannya antara lain,
1. Berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil teratur. Floem terletak di bagian luar pembuluh dan xylem terdapat di bagian dalam pembuluh, di antara dua bagian ini terdapat kambium yang meripakan jaringan meristematis sekunder. Sedangkan pada tumbuhan monokotil berkas pembuluhnya menyebar. Xylem dan floemnya berdekatan tapi menyebar di seluruh bagian.
2. Batang dikotil memiliki kambium untuk pertumbuhan sekunder (membesar / melebar) sedangkan tumbuhan monokotil tidak.
Dua hal di ataslah yang menyebabkan hanya tumbuhan dikotil yang bisa dicangkok. Mencangkok memerlukan sususnan batang yang teratur. Saat mencangkok jaringan floem dihilangkan agar zat makanan hasil fotosintesis terhenti di daerah pemotongan dan merangsang pertumbuhan akar. Selain itu juga dibutuhkan kambium yang merupakan jaringan meristematis untuk pertumbuhan sekunder.
Cangkok adalah cara yang cepat dalam memperbanyak tanaman, sifat yang diperolehpun sama seperti induknya. Tapi hati-hati, tanaman yang dicangkok biasanya memiliki perakaran yang lemah. (http://kamuspengetahuan.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment